Cakrawala

Habis gelap terbitlah terang… Kartini sekarang belum gelap belum bisa pulang….


Kartini Jaman Now

Ibu kita Kartini, putri Indonesia..... oooh, namanya Harum toooh ?

Repost tulisan 2thn lalu yg disunting ulang.

Setiap tanggal 21 April wanita selalu menjadi perbincangan hangat. Sosok wanita yang menginspirasi akan bermunculan. Kita banyak mengenal wanita-wanita “perkasa” ditiap jamannya. Perkasa bukan dalam pengerian fisik tentu saja. Dengan preferensi masing-masing orang, wanita hebat Indonesia pastilah sangat banyak.

Penokohan Kartini sebagai pejuang emansipasi sebenarnya sudah lama diperdebatkan, namun saya tidak ingin membicarakan kiprah tokoh yang namanya sengaja (terlanjur?) dicitrakan ini. Meskipun masih diperdebatkan sebagai hari perjuangan kaum wanita dari kungkungan dan keterbelajangan, kita tentu saja tidak menafikan ide-idenya bagi kemajuan wanita di jamannya.

Kalau kita mau ‘menelisik’ sejarah secara lebih teliti, terus terang saya lebih berdecak kagum pada perjuangan Cut Nyak Dien dan Dewi Sartika, yang secara jelas berbuat nyata bagi perubahan masyarakat di jamannya. Bukan berarti saya tidak mengagumi sosok Kartini, hanya saja tidak perlu berlebihan, karena ternyata banyak wanita Indonesia yang tidak terekpose kiprahnya bagi kemajuan kaumnya demi berbagai kepentingan dan situasi politik saat itu. Salah kaprahnya pemahaman emansipasi dibenak kaum wanita , makin mengarah pada gerakan feminisme yang keliru konteknya.

Sekarang mari kita lihat bagaimana perempuan di era yang sudah banyak memberi ruang seluas-luasnya bagi kemajuan wanita Indonesia saat ini.

Emansipasi, di satu sisi sudah nampak kebablasan. Padahal kita tahu, kemajuan wanita bukan berarti mengesampingkan kodratnya. Perjuangan Kartini berarti memberikan peran wanita sesuai porsinya. Wanita dan laki-laki memiliki kodratnya masing-masing. Benar bahwa saat ini wanita memiliki banyak peluang prestasi.

Lanjutkan membaca “Habis gelap terbitlah terang… Kartini sekarang belum gelap belum bisa pulang….”

Cakrawala

Chimot dan Achim


Kucing kampung berbulu tebal, Chimot dan Achim sudah menunjukkan tanda2 panggilan alam. Artinya saya harus membuka jendela, membiarkan mereka segera ke semak2 dekat tumpukan pasir di pojok halaman belakang.

Achim : “Eeittt… jgn tidur lagilaah!”

Semalam hujan. Sesudah subuh masih terasa dingin. Enak jg kalo tidur lagi.

Eh, mereka gak langsung loncat keluar, Hhhmm…rupanya memastikan saya tidak tarik selimut lagi. Okeee…. Siapin sarapan. Snack kesukaanmu yaa… Gak pake melotot gitu doong…

Yuuk…sarapan pagi di saung seperti biasa, kita menyongsong matahari…

Chimot: Kok tidur lagi siih…

Cakrawala

TUKANG BUAH


 

Kemarin hujan mulai jam 9 pagi, seorang tukang buah numpang berteduh didepan gerbang rumah. Gerbang ini bagian atasnya sengaja diberi atap genteng sekitar 1 meter diatas kepala. Jika berdiri di depan gerbang dengan pintu geser ini, memang agak terlindungi dari panas atau hujan.

Beberapa meter dari gerbang, saya duduk di teras sambil ngobrol pakai jempol dengan teman-teman di grup WA.  Yap! Bersosialisasi di era digital, menembus batas ruang dan waktu. Pola komunikasi ini tak terhindari, seiring mudahnya akses internet dijaman ini, dan maraknya sosial media terutama didekade terakhir.
WhatsApp Image 2020-02-17 at 14.03.05
Sejenak saya mengamati tukang buah itu  tanpa dia tahu. Posisi saya duduk terhalang pepohonan di sekitar teras. Tapi saya dapat mengamati tukang buah itu dengan jelas.

Seorang bpk usia 60an, yang hidupnya seolah tanpa beban. Dibalik peci hitam yang terlihat lusuh, menyembul ramputnya yg mulai memutih. Entah bagaimana pedagang buah ini dapat membawa dagangannya melalui jalan dengan  kontur tanah yang naik turun seperti ini, pasti berat sekali. Jarang orang lewat jam segini apalagi hujan begini. Minggu pagi orang lebih suka menghabiskan waktu di rumah sambil nonton tv atau asik tenggelam di dunia maya.  Atau  bisa saja  bergelung selimut tebal di kamar. Bogor dimusim hujan memang lebih dingin. Suara rintik hujan semakin jelas. Air mulai tergenang di sela2 batu besar di dekat teras. 

Sampai jam 10 hujan blm berhenti. Saya mulai risau karena jalanan sepi gak ada pembeli datang mendekati tukang buah. Dengan payung saya pun melangkah.

Masih penuh gerobaknya. Buah-buah tertata rapi. Ada beberapa  pepaya ukuran sedang. Yg terbanyak adalah manggis karena memang lagi  musimnya. Sepanjang perjalanan ke Bogor dalam 1 bln terakhir, banyak pedagang manggis yang berjajar di kios-kios buah hingga di  mobil bak terbuka yg terlihat disepanjang Dramaga-Ciampea.

Selain pepaya dan manggis, dia jg membawa buah naga merah. Sebagian sudah dibelah, dan dibalut rapat menggunakan plastik. Mungkin ini buah naga yang masih bisa diselamatkan karena yang busuk harus dibuang.

Saya lihat dia membuka buku kecil, rupanya Al Quran. Dia tekun dengan Al-Qurannya. Tukang buah ini baru menyadari kehadiran saya ketika pintu gerbang saya geser.

Saya beli 3 kg manggis, dua buah pepaya yang cukup besar dan beberapa buah naga yang masih baik. Entahlah nanti siapa yang makan, krn hanya ada saya dan suami di rumah ini. Bisa juga ini kesempatan berberbagi  tetangga sebelah nanti. Hanya sabtu dan minggu saja saya ke Bogor untuk sementara waktu ini. Kesempatan sosialisasi ke tetangga jadi jarang.

“Kalau musim hujan jualannya repot juga ya, Pak… ” .. “Mana masih banyak banget.”

Beliau tersenyum, “Iya bu.. Mudah-mudahan ada rejekinya.. .” jawabnya.

“Aamiin,” kata saya

“Kalau gak habis gimana, Pak?”

“Kalau gak habis ya risiko, Bu.., yg masih baik dijual lagi besok dgn harga lebih murah atau kasih ke tetangga, mereka juga seneng daripada busuk dan kebuang. Mudah-mudahan aja dapet nilai sedekah. Buah manggis lebih tahan lama, yang masih bagus bisa disimpan, katanya tersenyum.

“Kalau hujan terus sampai sore gimana, Pak?” tanya saya lagi.

“Alhamdulillah bu… Berarti rejeki saya hari ini diizinkan banyak berdoa. Kan kalau hujan waktu mustajab buat berdoa…” Katanya sambil tersenyum.

“Dikasih kesempatan berdoa juga rejeki, Bu…” lanjutnya.

“kalau gak dapet uang gimana, Pak?”

“Berarti rejeki saya bersabar, Bu… Kan Allah yang ngatur rejeki. Saya bergantung sama Allah.. Apa aja bentuk rejeki yang Allah kasih ya saya syukuri aja. Tapi Alhamdulillah, saya jualan buah belum pernah kelaparan.

“Pernah sih gak dapat uang sama sekali, tau tau tetangga ngirimin makanan. Kita hidup cari apa Bu, yang penting bisa makan biar ada tenaga buat ibadah dan usaha,” katanya lagi sambil memasukan Alqurannya ke kotak di gerobak.

“Mumpung hujannya rintik, Bu… Saya bisa jalan ..Makasih yaa Bu…”

Saya terpana… Betapa malunya saya, dipenuhi rasa gelisah ketika hujan datang, begitu khawatirnya rejeki materi tak didapat sampai mengabaikan nikmat yang ada di depan mata.

Saya jadi sadar bahwa rizki hidayah, dapat beribadah, dapat bersyukur dan bersabar adalah jauh…jauh lebih berharga daripada uang, harta dan jabatan…
img_20200209_064544

Sambil mencicipi buah manggis satu persatu, saya termangu. Tukang buah telah membuat saya malu….. Malu pada yang Maha Baik Pemberi Rezki…

Ciampea, 17 Februari 2020

salam hangat penuh semangat

 

Etty Lismiati

 

71News, Kelas IX, Materi KBM, Tugas Project IPA kls 9. Bioteknologi Konvensional

Vdio Terbaik Tugas Bioteknologi kelas 9 SMP 71


Vidio terbaik Proses pembuatan tempe pada Bioteknologi Konvensional, dari kelas 9.2 kelompok 2.

Yuuk …kita liat bagaimana Robby Masandi dan kawan2 membuatnya. Liat disini

Penggunaan mikroba dalam bioteknologi konvensional, juga digunakan untuk membuat tempe, seperti yg dilakukan Rifani dkk dari kelas 9.3. Hasil karya terbaik  kelas 9.3 dapat kita liat  di sini.

Selanjutnya vidio terbaik dari klas 9.1, dikerjakan oleh 5, yaitu Reni dkk, ada

 

 

 

Kelas IX

Bioteknologi


Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup untuk menghasilkan barang dan jasa. Makhluk hidup yang dipakai dalam bioteknologi disebut sebagai agen bioteknologi berupa mikroorganisme, misalnya bakteri. Mikroorganisme yang digunakan dalam bioteknologi bisa dalam keadaan utuh atau hanya sebagian. Dalam keadaan utuh artinya mikroorganisme tersebut langsung dipakai secara utuh untuk menghasilkan produk atau jasa bioteknologi. Misalnya, kalau mau bikin nata de coco maka bisa langsung menggunakan bakteri Acetobacter xylinum. Contoh lainnya kacang kedelai yang langsung ditambahkan jamur Rhizopus oryzae untuk membuat tempe.

Agen bioteknologi bisa juga hanya sebagian saja dari makhluk hidup itu,  misal hanya diambil enzim atau DNAnya.

Menggunakan mikroorganisme bakteri dalam pembuatan tempe, tape, nata de coco dan  bioteknologi pangan lainnya, tentu tidak merusak kesehatan. Karena, penggunaan agen bioteknologi ini sudah diuji dan diolah sedemikian rupa sehingga aman untuk kesehatan.

Berdasarkan dua jenis agen bioteknologi, bioteknologi digolongkan menjadi dua, yaitu bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern. Apa aja sih ciri-cirinya?

 

#bersambung…

 

 

 

Serba serbi dunia pendidikan

Review Rumah Belajar


Saya Etty Lismiati guru di SMP Negeri 71 Jakarta,dan Peserta VCT Batch 5 VCI 100 jakarta 3, akan mereview 2 konten yang terdapat pada portal rumah belajar. Yaitu :

  1. Laboratorium maya dalam Katagori Pendidikan
  2. Kapal “NV BOELONGAN NEDERLAND\” di Teluk Mandeh dalam Katagori Sejarah

Sebagai guru mata pelajaran IPA, berberapa fitur yang terdapat pada rumah belajar, tentu saja perhatian saya tak lepas dari materi yang diharapkan dapat membantu saya dalam memberikan bahan ajar di ruang kelas dan bagaimana penerapannya secara langsung maupun tidak langsung melalui pembelajaran online.

Maka pilihan saya  jatuh pada salah satu konten rumah belajar tentang Laboratorium Maya. Dalam Lab maya, pada katagori IPA SMP, masih didominasi materi Fisika. Meskipun dalam Kurikulum 2013 Fisika dan biologi tidak lagi berdiri sendiri, tapi terintegrasi yang penekanannya pada penerapan IPA bagi kehidupan sehari-hari. Karna pendekatan saintific dalam Laboratorium maya, akan lebih baik jika diberi katagori percobaan Fisika dan Biologi, atau dapat disesuaikan berdasarkan Kompetensi Dasar yg terdapat dalam silabus kurikulum 2013.

Pada Percobaan Rangkaian Seri Dan Paralel, anak dapat melakukan eksperimen sendiri sehingga mengenal dasar-dasar rangkaian listrik dan menyimpulkan pengaruh beberapa variabel yang ada. Ini sangat membantu bagi sekolah yg belum memiliki sarana prasarana memadai. Beberapa percobaan yang agak sulit dilakukan dilaboratorium, karena membutuhkan pengawasan lebih untuk menjaga keselamatan kerja, maka Lab maya dapat menjawab kendala ini. Hanya saja, karena  tidak langsung bersentuhan dengan alat, dan lebih individualistis. Lab maya belum di desain untuk kerja kelompok. Kedepannya diharapkan dapat dikemas sedemikian rupa, sehingga tidak menenggelamkan nilai2 kerjasama antar siswa, meskipun dikerjakan dalam laboratorium maya. Jika perlu ada aplikasi yang dapat membantu penerapannya dalam kehidupan nyata.

Kedua saya akan meriview  konten katagori sejarah yaitu tentang bangkai kapal karam di Teluk Mandeh yaitu kapal MV Boelongan Nederland. Menarik bagi saya karena lokasi wisata teluk mandeh saat ini menjadi salah satu destinasi wisata yang sedang naik daun. Kontennya berupa vidio yang menyajikan pemandangan indah wilayah sumatra barat ini, mebuat orang makin tertarik mengunjungi lokasi. Hanya sayang karena masuk dalam katagori sejarah, konten ini kurang menyajikan informasi lengkap tentang kapal ini.

Riview Rumah Belajar ini saya buat dalam  vidio dengan link ini.  Prosesnya sperti ini, dan memang sangat diperlukan perbaikan disana-sini.

Vidio Review Rumah BelajarReview

71News, Kelas IX

Pemanfaatan mikroba pada Bioteknologi Konvensional


 

Proses pembuatan tempe dlm bioteknologi konvensional ini hasil karya kelompok 1 kelas 9.1 dan kelompok 5 kelas 9.3 SMPN 71 Jakarta. Simak Yaa…